Artwork

Content provided by berpikirmengalir.com. All podcast content including episodes, graphics, and podcast descriptions are uploaded and provided directly by berpikirmengalir.com or their podcast platform partner. If you believe someone is using your copyrighted work without your permission, you can follow the process outlined here https://player.fm/legal.
Player FM - Podcast App
Go offline with the Player FM app!

#42 Semesta Cerita

16:08
 
Share
 

Manage episode 319268504 series 3115205
Content provided by berpikirmengalir.com. All podcast content including episodes, graphics, and podcast descriptions are uploaded and provided directly by berpikirmengalir.com or their podcast platform partner. If you believe someone is using your copyrighted work without your permission, you can follow the process outlined here https://player.fm/legal.

Kita hidup dalam semesta cerita. Ada cerita di setiap titik yang kita ketahui. Jika kita membayangkan seluruh dunia sebagai kumpulan titik, maka setiap titik memiliki cerita yang terwujud ketika terhubung dengan titik lain. Setiap titik memiliki banyak cerita.

Kita mampu menyaksikan jalinan ceritanya. Cerita itu muncul dalam imajinasi lalu kita ungkapkan atau pikirkan sejenak. Jumlahnya tak terhingga. Jumlah cerita tergantung pada titik semesta yang terbayangkan.

Titik semesta mana yang kita pilih? Itu menentukan semuanya. Contoh sederhananya saat menentukan defenisi diri. Jawaban untuk pertanyaan "Siapakah aku (Who am I)?" tergantung pada titik yang kita pilih.

Contohnya, kita memilih titik profesi. Saya adalah seorang pekerja kreatif. Lalu kita hubungkan dengan titik lain, saya mencari duit dengan menulis. Terjalin cerita saya adalah seorang creative writter. Ingatan kita akan beradaptasi dengan cerita yang terjalin. Ingatan kita akan melengkapi detailnya dengan titik semesta yang lain.

Titik buruk lebih berpotensi menjalin cerita buruk. Pilihan kembali ke kita. Kita lebih menginginkan cerita yang baik atau buruk?

Di sekitar kita, orang-orang senantiasa menghadirkan cerita. Bisa jadi tanpa niat dipercaya, tapi tetap menyampaikan cerita. Mereka meluapkan kisah yang terlintas di benaknya. Cerita itupun memasuki imajinasi orang lain dan berpotensi untuk diyakini.

Seorang ekstrovert mampu menyampaikan cerita dengan cepat lewat berbicara. Suka terkoneksi dengan orang lain secara gamblang dan bisa bercerita tanpa henti. Ngalor-ngidul dengan siapapun dan kapanpun.

Seorang introvert kesulitan menyampaikan cerita secara gamblang. Cerita terpendam dan bersarang di imajinasi. Cenderung kaya akan cerita namun sulit bercerita. Perlu belajar untuk menyampaikan cerita, misalnya lewat karya atau teknik bercerita.

Kita harus memilih. Cerita yang berlebihan dapat membuat pusing. Mengamati terlalu banyak hal, mengganggu fokus pada cerita yang diyakini. Cerita mana yang tergolong realita? Cerita mana yang membenarkan tindakan kita? Cerita mana yang benar?

Setiap cerita yang kita pikirkan selalu mendesak untuk diterjunkan ke realita baik sebagai fakta, opini maupun karya. Kita menghadapi desakan itu setiap saat. Jika terpenuhi, kita bahagia. Kebahagiaan itu kemudian menjalin cerita baru. Melahirkan desakan baru.

Ini yang membuat manusia tak akan pernah puas. Didesak oleh cerita yang muncul terus-menerus. Semesta cerita mengendalikan kita.

Untungnya, di samping itu, kita turut mengendalikan semesta cerita. Kita mampu memilih titik semesta yang pantas dipedulikan. Kita mampu mengabaikan titik buruk dan bertahan pada titik baik. Kita biarkan titik itu menjalin cerita baik. Kita biarkan cerita baik terwujud agar hidup menjadi lebih baik.

  continue reading

71 episodes

Artwork
iconShare
 
Manage episode 319268504 series 3115205
Content provided by berpikirmengalir.com. All podcast content including episodes, graphics, and podcast descriptions are uploaded and provided directly by berpikirmengalir.com or their podcast platform partner. If you believe someone is using your copyrighted work without your permission, you can follow the process outlined here https://player.fm/legal.

Kita hidup dalam semesta cerita. Ada cerita di setiap titik yang kita ketahui. Jika kita membayangkan seluruh dunia sebagai kumpulan titik, maka setiap titik memiliki cerita yang terwujud ketika terhubung dengan titik lain. Setiap titik memiliki banyak cerita.

Kita mampu menyaksikan jalinan ceritanya. Cerita itu muncul dalam imajinasi lalu kita ungkapkan atau pikirkan sejenak. Jumlahnya tak terhingga. Jumlah cerita tergantung pada titik semesta yang terbayangkan.

Titik semesta mana yang kita pilih? Itu menentukan semuanya. Contoh sederhananya saat menentukan defenisi diri. Jawaban untuk pertanyaan "Siapakah aku (Who am I)?" tergantung pada titik yang kita pilih.

Contohnya, kita memilih titik profesi. Saya adalah seorang pekerja kreatif. Lalu kita hubungkan dengan titik lain, saya mencari duit dengan menulis. Terjalin cerita saya adalah seorang creative writter. Ingatan kita akan beradaptasi dengan cerita yang terjalin. Ingatan kita akan melengkapi detailnya dengan titik semesta yang lain.

Titik buruk lebih berpotensi menjalin cerita buruk. Pilihan kembali ke kita. Kita lebih menginginkan cerita yang baik atau buruk?

Di sekitar kita, orang-orang senantiasa menghadirkan cerita. Bisa jadi tanpa niat dipercaya, tapi tetap menyampaikan cerita. Mereka meluapkan kisah yang terlintas di benaknya. Cerita itupun memasuki imajinasi orang lain dan berpotensi untuk diyakini.

Seorang ekstrovert mampu menyampaikan cerita dengan cepat lewat berbicara. Suka terkoneksi dengan orang lain secara gamblang dan bisa bercerita tanpa henti. Ngalor-ngidul dengan siapapun dan kapanpun.

Seorang introvert kesulitan menyampaikan cerita secara gamblang. Cerita terpendam dan bersarang di imajinasi. Cenderung kaya akan cerita namun sulit bercerita. Perlu belajar untuk menyampaikan cerita, misalnya lewat karya atau teknik bercerita.

Kita harus memilih. Cerita yang berlebihan dapat membuat pusing. Mengamati terlalu banyak hal, mengganggu fokus pada cerita yang diyakini. Cerita mana yang tergolong realita? Cerita mana yang membenarkan tindakan kita? Cerita mana yang benar?

Setiap cerita yang kita pikirkan selalu mendesak untuk diterjunkan ke realita baik sebagai fakta, opini maupun karya. Kita menghadapi desakan itu setiap saat. Jika terpenuhi, kita bahagia. Kebahagiaan itu kemudian menjalin cerita baru. Melahirkan desakan baru.

Ini yang membuat manusia tak akan pernah puas. Didesak oleh cerita yang muncul terus-menerus. Semesta cerita mengendalikan kita.

Untungnya, di samping itu, kita turut mengendalikan semesta cerita. Kita mampu memilih titik semesta yang pantas dipedulikan. Kita mampu mengabaikan titik buruk dan bertahan pada titik baik. Kita biarkan titik itu menjalin cerita baik. Kita biarkan cerita baik terwujud agar hidup menjadi lebih baik.

  continue reading

71 episodes

All episodes

×
 
Loading …

Welcome to Player FM!

Player FM is scanning the web for high-quality podcasts for you to enjoy right now. It's the best podcast app and works on Android, iPhone, and the web. Signup to sync subscriptions across devices.

 

Quick Reference Guide